Return to site

Milenial Bakal Sulit Punya Rumah di Ibu Kota Baru

Rifanfinancindo - Rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara, akan mengancam kaum millenial. Terutama terkait kepemilikan rumah di lokasi ibu kota baru oleh milenial.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, millenial akan terancam tidak bisa memiliki rumah di Ibu kota baru.

Menurut Bhima, dengan asumsi harga tanah di lokasi ibu kota baru naik 4 kali lipat, maka pengembang akan menawarkan harga yang lebih tinggi dan tidak dapat dijangkau millenial.
Baca Juga :

"Harga tanah naik berapa disana? Coba teman-teman main kesana, harga tanah naik empat kali lipat, terus properti mau dijual berapa nanti ke kita-kita. Thesis saya millenial terancam tidak punya rumah kota di Ibu kota baru," kata dia saat ditemui, di Jakarta, Rabu (11/9/2019).

Prediksi Bhima terkait millenial tidak dapat memiliki rumah, diperkuat dengan data lembaga riset yang menyebutkan 15 persen millenial masih tinggal dengan orang tua. Milenial tidak bisa membeli rumah baru, bahkan untuk menyewa kontrakan pun tidak bisa.

"Nanti millenial disuruh kontrak atau KPR di ibu kota baru dengan harga yang lebih mahal, ini akan menjerat generasi ke depannya untuk tidak bisa punya rumah di ibu kota baru," tegas dia.

Harus Difikirkan Pemerintah
Karena itu, dia mengharapkan pemerintah dapat memikirkan bagaimana agar generasi millenial yang akan tinggal di ibu kota baru mendapat fasilitas perumahan.

"Jangan sampai, ibu kota pindah tapi millenialnya jadi gelandangan di ibu kota," tandasnya. Rifanfinancindo.

Sumber : Liputan 6